Skip to main content
FeaturedNews

RS Normah Anggap Pasien Seperti Keluarga Sendiri

By August 24, 2022September 7th, 2022No Comments

Muchlis Mufpeh Muchyie, Patient Experience Coordinator Normah Medical Specialist Center. foto Shando Safela

SINGKAWANG- Setelah dua tahun tidak pernah lagi diadakan karena pandemi Covid-19, Sarawak Tourism Board (STB) kembali menggelar business networking session. Yakni sebuah acara yang mempertemukan berbagai pihak di industri pariwisata antara kedua negara baik Indonesia maupun Malaysia. Namun untuk pertama kalinya kegiatan tersebut digelar di Kota Singkawang, Selasa (23/8).

Dalam business networking session kali ini, dari Malaysia pihaknya membawa Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC), Tourism Malaysia Jakarta, serta travel agen, hotel dan juga Rumah Sakit (RS) yang ada di Sarawak yakni Kuching dan Miri. Sementara untuk di Singkawang sendiri hadir para pengusaha yang tergabung di dalam Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) Kalbar. Salah satu rumah sakit yang turut hadir adalah Normah Medical Specialist Center.

Patient Experience Coordinator Normah Medical Specialist Center Muchlis Mufpeh Muchyie mengungkapkan alasan pihaknya menjadi salah satu yang hadir dalam business networking session di Singkawang.

Keikutsertaan ini menurutnya hanya untuk menyapa kembali masyarakat Indonesia terutama yang ada di Kalbar. Karena banyak sekali pasien yang berobat di sana atau sekitar 70 persen berasal dari Indonesia.

“Kami say hallo dengan mereka (pasien) karena setelah beberapa tahun pandemi kami tidak bisa bertutur sapa dengan mereka. Kita berbahagia dengan hadirnya kami ke sini seperti mengunjungi keluarga,” ungkapnya.

Muchlis mengatakan, memang semua pasien yang berobat di tempatnya termasuk warga negara Indonesia sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Mengingat Normah Medical Specialist Center sangat menjunjung tinggi semangat kemanusiaan untuk menolong sesama tanpa membedakan latar belakang apapun. Selain itu Normah Medical Specialist Center juga milik pemerintah, sehingga merupakan rumah sakit yang non profit.

“Kami tidak mencari keuntungan dan memang (RS) dimiliki pemerintah Sarawak. Semua bisnis yang dilakukan di Normah hanya untuk kepentingan rumah sakit,” katanya.

Maka dari itu, ia menegaskan bahwa rumah sakit yang ada di Malaysia bukan merupakan kompetitor bagi rumah sakit yang ada di Indonesia. Adanya rumah sakit di Kuching yang kebetulan lebih dekat secara geografis dengan Kalbar, hanya untuk menolong mereka yang sakit.

Terutama apabila ada pasien yang tidak mendapatkan pengobatan karena tidak tersedianya fasilitas atau tenaga ahli di daerah tempat tinggalnya. “Mungkin jalan terbaik mereka dengan pergi ke tempat lain yang memiliki fasilitas yang bisa menangani penyakit tersebut. Banyaknya rumah sakit di Sarawak bisa menjadi opsi bagi pasien. Karena selalu orang akan mencari yang terbaik untuk diri mereka dan keluarga,” tambahnya.

Berkali-kali ia mengatakan, pihaknya tidak pernah menganggap rumah sakit lain sebagai kompetitor termauk rumah sakit yang ada di Malaysia sendiri. Karena ia berkeyakinan tidak ada kata kompetitor untuk sebuah rumah sakit.

“Tujuan rumah sakit adalah untuk menolong orang, tujuan utama rumah sakit adalah membantu masyarakat agar setiap orang mendapatkan standar pelayanan kesehatan yang terbaik,” pungkasnya. (bar)

Source: https://pontianakpost.jawapos.com/kesehatan/24/08/2022/rs-normah-anggap-pasien-seperti-keluarga-sendiri/